Makna Iman
Kata
iman berasal dari bahasa Arab, yaitu amana-yu’minu
imanan yang berarti mempercayai atau meyakini, dan orang yang beriman
disebut Muslim. Kata iman ini merupakan derivatif dari kata amana-yu’,minu-amnan, yang berarti aman
atau sentosa. Dengan menghubungkan kata iman
dan amnan, dapat dipahami bahwa
orang-orang yang beriman akan memperoleh keamanan secara fisik, material dan
mental atau batin dalam kehidupannya.
Dengan
beriman, diri, kehormatan, dan harta seseorang mukmin menjadi terpelihara bagi
mukmin lain, kecuali ia melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap
aturan-aturan agama. Dalam islam, orang yang beriman mendapat jaminan keamanan
dari pemerintah Islam yang berkuasa dan melalui keimanan ia berkewajiban
memberi rasa aman kepada yang lain yang ada disekitarnya. Secara batin, dalam
pandangan islam, iman merupakan prasyarat untuk memperoleh kebahagian,
ketenangan hidup, baik didunia maupun diakhirat, seperti firman Allah dalam
surah Al-Nahl ayat 97:
“Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik
laki laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan”
Ayat
ini menegaskan siapa saja yang melakukan amal saleh, baik laki laki maupun
perempuan selama beriman dengan benar, Allah akan memberikan untuknya kehidupan
yang bahagia dan tenang didunia dan membalasnya dengan pahala serta ganjaran
lebih baik dari apa yang dilakukan orang tersebut nantinya di akhirat.
Kata
iman seakar pula dengan amanah yang
berarti secara benar bahwa Allah adalahh Rabb dari segala sesuatu yang ada,
Dialah yang menguasai, memiliki dan menciptakannya. Dia pula satu satunya Zat
yang berhak diibadahi, baik yang menyangkut salat, puasa, berdoa, berharap,
takut.,rendah diri, patuh dan pasrah. Dia yang hanya patut disifati dengan
sifat sifat Mahasempurna dan suci dari segala kekurangn-kekurangan. Keyakinan
ini harus diikuti dengan persyaratan secara lisan tentang keimanan dan
dibuktikan secara kongkret dalam perilaku dan perbuatan sehari-hari.
Ada
tiga unsur pokok iman, yakni keyakinan dalam hati. Pernyataan dengan lisan, dan
beramal sesuai dengan iman. Dengan demikian, orang yang beriman sejalan antara
keyakinan dalam hati dengan ucapan dan perbuatannya.
Tingkatan
iman seseorang berbeda satu sama lain. Iman seseorang rasul tidak sama dengan
manusia biasa. Iman khulafaurrasyidin tidak sama tingkatnya dengan iman sahabat
nabi lain. Begitu pula iman orang-orang yang taat tidak sama dengan iman
orang-orang fasik. Perbedaan tingkat iman ini bergantung pada keyakinan
seseorang dalam hati sebagai buah dari pengetahuan tentang Allah, nama, dan
sifat-Nya.
Pada
dasarnya, iman terdiri dari beberapa cabang. Ini sejalan dengan penjelasan Nabi
SAW dalam sabdanya:
“
Dari Abu Hurairah berkata, “Rassulallah
SAW bersabda, ‘Iman itu mempunyai enam atau tujuh puluh cabang, cabang yang
paling tinggi (utama) adalah mengucapkan kalimat La Ilaha Illallah, yang paling
rendah adalah membuang gangguan atau duri dari jalan, dan malu adalah bagian
dari iman.’” (H.R. Muslim)
Berdasarkan
hadist ini cabang iman tertinggi adalah mengucapkan kalimat “la ilaha illahllah”. Ini dapat dipahami
karena kalimat “la ilaha illallah” mempunyai
arti penting dalam Islam. Dalam kalimat ini terdapat pengakuan tentang keesaan
Allah. Kesedian mengucapkan dan mengakui kalimat ini sebagai tanda seseorang
secara formal menjadi Muslim.
Dalam
hadist diatas dijelaskan bahawa cabang iman yang terendah adalah membuang
gangguan atau duri dari jalan untuk memelihara keselamat Muslim yang melewati
jalan tersebut. Pada saat yang sama hadist tersebut menginformasikan bahwa
sikap malu sebagai akhlak dalam kehidupan sehari hari, merupakan bagian penting
dari iman yang dimilik seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar